Kamis, 09 Januari 2014

Pertolongan Pertama Saat Cedera Olahraga (P.R.I.C.E Method)

 
Cedera Olahraga,
(SAS). Berolahraga memang memberikan manfaat yang baik bagi tubuh, akan tetapi juga memiliki resiko. Apabila olahraga tidak dilakukan dengan baik dan benar maka dapat berakibat cedera. 

Cedera yang disebabkan karena berolahraga disebut cedera olahraga. Secara umum penyebab cedera olahraga adalah: 
metode latihan yang salah, kelainan struktural tubuh, kelemahan otot, tendon, ligamen, penggunaan bagian tubuh tertentu dalam jangka waktu yang lama dan akibat benturan baik dengan lawan maupun benda sekitar.


Klasifikasi cedera olahraga berdasarkan struktur jaringan: 
B. Cedera Jaringan Lunak
Jaringan lunak terdiri dari:
- Kulit,  
- Jaringan ikat (tendon, ligamen),  
- Jaringan non konektif (pembuluh darah, saraf, dan otot).


Cedera yang sering terjadi pada kulit, diantaranya: ekskoriasi (lecet), laserasi (robek), punctrum (tusukan).  Ekskoriasi terjadi akibat adanya gesekan dengan benda rata, misalnya tanah, aspal atau lapangan. Luka laserasi adalah luka sobek yang disebabkan oleh benda tajam. Luka puctrum disebabkan oleh tusukan.
Cedera pada otot/tendon dan ligamen merupakan jenis cedera olahraga yang paling sering didengar dan paling sering menimbulkan konsekuensi dalam sebuah pertandingan. Dua jenis cedera yang paling umum adalah strain dan sprain.
Strain dan Sprain

Strain adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendon (penghubung antara tulang dan otot). Biasanya disebabkan oleh adanya peregangan yang berlebihan. Gejala: Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, perdarahan bawah kulit di sekitar daerah yang cedera.

Sprain adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang berlebihan sehingga terjadi cedera pada ligamen (penghubung antar tulang). Gejala : nyeri, bengkak, perdarahan pada ligamen, tidak dapat menggerakkan sendi, kesulitan untuk menggunakan area yang cedera. Sprain dapat dibagi menjadi 3 derajat :
  • Derajat I : ligamen teregang berlebihan, cedera terjadi secara mikroskopik,tapi tidak terjadi suatu robekan.
  • Derajat II : terjadi robekan parsial dari ligamen.
  • Derajat III : terjadi robekan total dari ligamen. Ini merupakan derajat terparah dari suatu sprain.
B. Cedera Jaringan Padat
Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Dapat ditemukan bersama dengan cedera jaringan lunak. Yang termasuk cedera ini:
  • Fraktur (Patah Tulang)
    Yaitu terganggunya struktur jaringan tulang yang disebabkan karena tulang mengalami suatu trauma atau gaya yang melebihi batas kemampuan yang mampu diterimanya. Bentuk dari patah tulang dapat berupa hanya retakan hingga hancur berkeping-keping.
  • Dislokasi
    Sendi adalah hubungan di antara dua buah ujung tulang yang berfungsi seperti sebuah engsel, sehingga tulang yang satu dapat bergerak terhadap tulang yang lainnya. Dislokasi adalah sebuah keadaan dimana posisi tulang pada sendi tidak pada tempat yang semestinya. Biasanya dislokasi akan disertai oleh cedera ligamen (sprain).
Penangan Cedera Olahraga

Penanganan cedera sebaiknya diperiksakan secara medis supaya dilakukan diagnosa apalagi cedera pada jaringan padat. Akan tetapi untuk pertolongan pertama pada cedera olahraga dapat dilakukan sendiri. Metode yang sering dilakukan adalah P.R.I.C.E (Protection, Resting, Ice, Compression, Elevation). Metode ini digunakankan sebagai penanganan terhadap cedera jaringan lunak (Soft Tissue Injuries)



P => Protection (Perlindungan)
Yaitu melindungi orang yang cedera dan bagian tubuh yang cedera. Perlindungan pertama sekali adalah dari orang yang melakukan olahraga tersebut, jika ia merasa ada yang salah (cedera) dengan anggota tubuhnya sebaiknya menghentikan aktivitas sementara. Kemudian apabila ini terjadi dalam suatu pertandingan official atau pelatih sebaiknya melindungi pemain tersebut denngan menariknya keluar (mengisitirahatkan) supaya tidak terjadi cedera yang lebih fatal.
R => Resting (Istirahat)
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera adalah:
1.       Mencegah cedera lebih lanjut
2.       Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera hilang, atau hingga 48 jam. 

I => ICE (Memberi es)
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
·         Membatasi pembengkakan
·         Mengurangi nyeri
·         Mengurangi spasme otot
·         Mencegah kematian sel dengan menurunkan metabolisme tubuh.
Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera.

C => Compression (Memberi tekanan)
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari PRICE. Aplikasi kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. 
Kompresi (membalut verban pd daerah yg cedera)

Perlu diperhatikan saat melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.

E => Elevation (Meninggikan)
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya akumulasi atau pooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga pembengkakan menghilang.


Langkah-langkah ini dapat anda lakukan untuk jangka waktu 24-48 jam terutama untuk cedera jaringan lunak. Apabila cedera berlanjut atau makin parah segera hubungi dokter.

referensi:
Wikipedia "RICE (Medicine)" http://en.wikipedia.org/wiki/RICE_%28medicine%29
http://www.sportsinjuryclinic.net/treatments-therapies/cryotherapy-cold-therapy/rice "Cryotherapy PRICE Method"
http://m.klikdokter.com/detail/read/4/15031791/cedera-olahraga--jangan-asal-urut- "Cedera saat olahraga? Jangan asal urut".
http://dunialari.com "Secara umum tentang cedera olahraga".
so on.

Comments
8 Comments

8 komentar:

  1. nama: adetiya finarsi
    kls: XII ips 2
    setelah saya membaca artikel bapak saya bisa lebih mengerti lagi bagai mana pertolongan pertama cedera olah raga
    terima kasi ea pak

    BalasHapus
  2. nama: siti ramadani
    kls: XII ips 2
    terima kasih atas artikel y ea pa artikel ini sgat bermaanfaat bagi pengetahuan saya

    BalasHapus
  3. Maaf pak tadi saya lupa , kalau pembahasannya yang ini
    Edelin Tara Yudha
    XII IPS2
    Semoga artikel bpk beguna bagi seluruh masyarakat.

    BalasHapus
  4. Nama : Dimas Fadhillah Akbar
    Kelas : XII-IA 2

    Thanks ya pak ... atas artikel bapak saya jadi tau macam" cidera saat berolah raga dan juga saya jadi bisa untuk mengantisipasi nya apabila itu terjadi pada saya ... sekali lagi thanks pak ^_^

    BalasHapus

Give your comment here....